TUGAS INI DISUSUN UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH STRATEGI
BISNIS DAN PRAKTEK KEWIRAUSAHAAN
Disusun oleh :
Kelompok 2
Nama :
Ajid Muhamad NPM : 12402402
Nama :
Toni Wahyu A NPM :
Nama :
Yoga Nugraha NPM :
Kelas MIF-W41/12
MANAJEMEN INFORMATIKA
POLITEKHNIK PIKSI GANESHA
POLITEKHNIK PIKSI GANESHA
2013 - 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, saya bisa
menyusun dan menyajikan makalah yang berisi tentang Etika Bisnis dan Corporate
Social Responsibility sebagai salah satu tugas mata kuliah Strategi Bisnis dan
Praktek Kewirausahaan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik serta saran
yang membangun guna menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam
menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.
Penulis juga memohon maaf apabila
dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan pengetikan dan kekeliruan
sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud penulis.
Bandung, September 2014
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….…. ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….……………….. 1
1.1. Latar Belakang …………………………………………………………………
1
1.2. Ruang Lingkup Penulisan ………………………………………...……………
2
1.3. Tujuan Penulisan ………………………………………………….……………
2
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………...…….. 3
2.1. Pengertian Etika Bisnis dan
Corporate Social Responsibility ………....………..3
2.2. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Keputusan
Bisnis ………………………………. 5
2.3. Prinsip dalam Etika Bisnis …………………………………………………...…
6
2.4. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(CSR) ……………………………………. 8
2.5. Macam-Macam Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan …………………….……. 9
2.6. Dinamika dalam Tanggung jawab social
Perusahaan (CSR) …………………. 10
2.7. Manfaat Etika Bisnis dan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan ……...……….. 12
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ………………………………………………………………...…. 14
3.2. Saran ………………………………………………………………….………..
15
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………..
BAB I
PNEDAHULUAN
PNEDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Bagi dunia Internasional maupun Nasional, bisnis
merupakan aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan sehari-hari.
Tidak jenuh para pebisnis memajukan dan memperluas usahanya dalam rangka
mencari keuntungan semaksimal mungkin. Mulai dari Negara adidaya hingga negara
berkembang melakukan bisnis sebagai mata pencaharian mereka. Begitu pula dengan
Indonesia yang tidak mau kalah bersaing dengan negara-negara maju lainnya.
Di Indonesia, perkembangan bisnis maju pesat seiring
dengan perkembangan teknologi dan informasi. Mulai dari bisnis secara
tradisional maupun bisnis secara on-line. Bahkan pangsa pasar bisnis on-line
lebih luas dan tentunya dapat memperoleh keuntungan yang maksimal walaupun
tidak sedikit pula orang yang meragukan kualitas produk yang ditawarkan secara
on-line. Namun, diantara bisnis-bisnis yang
menghasilkan keuntungan, ternyata masih banyak para pebisnis yang mengacuhkan
etika bisnis yang baik, seperti misalnya tidak memperhatikan kepuasan konsumen
terhadap produk yang dijual. Sejatinya, etika bisnis
harus tertanam dalam jiwa para pebisnis, karena dengan etika bisnis yang baik
tidak hanya keuntungan saja yang didapatkan namun kepuasan dan keloyalitasan
konsumenpun akan didapatkan pula. Untuk itu, para pebisnis harus mengetahui
hal-hal apa saja yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh
seorang pebisnis.
Dalam makalah ini, akan dijelaskan lebih lanjut mengenai
etika bisnis dan tanggung jawab social perusahaan yang seharusnya dilakukan
oleh para pebisnis atau pengusaha.
1.2.
Ruang Lingkup Penulisan
1.2.1.
Pengertian
Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility
1.2.2.
Hal-Hal
Yang Mempengaruhi Keputusan Bisnis
1.2.3.
Prinsip
dalam Etika Bisnis
1.2.4.
Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
1.2.5.
Macam-Macam
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
1.2.6.
Dinamika
dalam Tanggung jawab social Perusahaan (CSR)
1.2.7.
Manfaat
Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
1.3.
Tujuan Penulisan
1.3.1.
Pengertian
Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility
1.3.2.
Hal-Hal
Yang Mempengaruhi Keputusan Bisnis
1.3.3.
Prinsip
dalam Etika Bisnis
1.3.4.
Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
1.3.5.
Macam-Macam
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
1.3.6.
Dinamika
dalam Tanggung jawab social Perusahaan (CSR)
1.3.7.
Manfaat
Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Etika bisnis Dan Tanggung
Jawab Sosial
Etika bisnis
merupakan suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan
norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam menjalankan kegiatan
perusahaaan atau bisnis.
Secara
sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hokum.
Von der
Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Jouurnal (1988),
memberikan tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis,
yaitu :
v Utilitarian Approach : setiap
tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak
seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan
biaya serendah-rendahnya.
v Individual Rights Approach : setiap
orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati.
Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila
diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
v Justice Approach : para pembuat
keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan
pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Corporate Social
Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia disebut
dengan istilah Tanggung Jawab Social Perusahaan adalah suatu tindakan atau
konsep yang dilakukan oleh perusahaan(sesuai kemampuan perusahaan tersebut)
sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana
perusahaan itu berada.Contoh bentuk tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai
dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana
untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat
yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat
yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena
strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan
stakeholder-nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability
perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability. CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi perusahaan
terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen dampak
(minimimalisasi dampak negatif dan maksimalisasi dampak positif) terhadap
seluruh pemangku kepentingannya. CSR berhubungan erat dengan pembangunan
berkelanjutan, di mana suatu organisasi dalam melaksanakan aktivitasnya
harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan hasil dan keuntungan
yang akan diperoleh, melainkan juga harus melihat dampak sosial dan lingkungan
yang timbul dari keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka
yang lebih panjang.
CSR akan
lebih berdampak positif bagi masyarakat; ini akan sangat tergantung dari
orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Studi
Bank Dunia (Howard Fox, 2002) menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan
CSR meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan
sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan
peningkatan kemampuan organisasi. Untuk Indonesia, bisa dibayangkan,
pelaksanaan dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum,
dan jaminanketertiban sosial. Pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa
harusmelakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Ditengah
persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia,pemerintah
harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR (Corporate
Social Responsibilty).Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang
menjadi fokus,dengan masukan pihak yang kompeten. Setelah itu, pemerintahmemfasilitasi,
mendukung, dan memberi penghargaan pada kalangan bisnisyang mau terlibat dalam
upaya besar ini. Pemerintah juga dapatmengawasi proses interaksi antara pelaku
bisnis dan kelompok-kelompoklain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil
dan menghindarkanproses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang
lain.
CSR akan
menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan untuk menjaga atau
meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas)
atau citra perusahaan. Kedua hal tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif
perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh para pesaing. Di lain pihak, adanya
pertumbuhan keinginan dari konsumen untuk membeli produk berdasarkan
kriteria-kriteria berbasis nilai-nilai dan etika akan merubah perilaku konsumen
di masa mendatang. Implementasi kebijakan CSR adalah suatu proses yang terus
menerus dan berkelanjutan. Dengan demikian akan tercipta satu ekosistem yang
menguntungkan semua pihak , konsumen mendapatkan produk unggul yang ramah lingkungan,
produsen pun mendapatkan profit yang sesuai yang pada akhirnya akan
dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak langsung.
2.2.
Hal-Hal Yang Mempengaruhi Keputusan
Bisnis
Etika bisnis dalam perusahaan
memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang
kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan
nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh .
Ada beberapa kelompok yang dapat mempengaruhi kepentingan bisnis diantaranya:
Ada beberapa kelompok yang dapat mempengaruhi kepentingan bisnis diantaranya:
a. Para pengusaha dan mitra usaha
b. Perusahaan pemasok bahan baku
c. Organisasi pekerja yang mewakili
pekerja
d. Pemerintah yang mengatur kelancaran
aktivitas usaha
e. Bank penyandang dana perusahaan
f. Investor penanam modal
g. Masyarakat umum yanag dilayani
h. Pelanggan yang membeli produk
2.3.
Prinsip
dalam Etika Bisnis
Dalam etika bisnis berlaku
prinsip-prinsip yang seharusnya dipatuhi oleh para pelaku bisnis. Etika bisnis
memiliki prinsip-prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai
tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah
timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau
operasi perusahaan. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika
bisnis sebagai berikut:
1.
Prinsip
Otonomi
Yaitu
kemampuan mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran tentang apa
yang baik untuk dilakukan dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan
yang diambil.
2.
Prinsip
Kejujuran
Bisnis
tidak akan bertahan lama apabila tidak berlandaskan kejujuran karena kejujuran
merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis (missal, kejujuran dalam pelaksanaan
kontrak, kejujuran terhadap konsumen, kejujuran dalam hubungan kerja dan
lain-lain).
3.
Prinsip
Keadilan
Bahwa
tiap orang dalam berbisnis harus mendapat perlakuan yang sesuai dengan haknya
masing-masing, artinya tidak ada yang boleh dirugikan haknya.
4.
Prinsip
Saling Menguntungkan
Agar
semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan, demikian pula untuk berbisnis
yang kompetitif.
5.
Prinsip
Integritas Moral
Prinsip
ini merupakan dasar dalam berbisnis dimana para pelaku bisnis dalam menjalankan
usaha bisnis mereka harus menjaga nama baik perusahaan agar tetap dipercaya dan
merupakan perusahaan terbaik.
Di samping 5 prinsip diatas, dalam
menciptakan etika bisnis ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan, antara
lain adalah:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial
(social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak
mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep “pembangunan
berkelanjutan”
6. Menghindari sifat 5K
(Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu
benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya
antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan
aturan main yang telah disepakati bersama
10. kembangkan kesadaran dan rasa
memiliki terhadap apa yang telah disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis
yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan
perundang-undangan.
Perilaku Etis
penting diperlukan untuk sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. Pentingnya
etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif baik lingkup makro ataupun
mikro.
1. Perspektif Makro
Pertumbuhan suatu
negara tergantung pada efektivitas dan efisiensi sistem pasar dalam
mengalokasikan barang dan jasa. Beberapa kondisi yang diperlukan supaya sistem
dapat bekerja secara efektif dan efisien adalah:
a.
Adanya
hak memiliki dan mengelola properti swasta
b.
Adanya
kebebasan memilih dalam perdagangan barang dan jasa
c.
Adanya
ketersediaan informasi yang akurat berkaitan dengan barang dan jasa
Jika salah satu
subsistem dalam sistem pasar ini melakukan perilaku yang tidak etis, maka hal
ini akan mempengaruhi keseimbangan sistem dan mengambat pertumbuhan sistem
secara makro.
2. Perspektif Mikro
Dalam lingkup mikro
perilaku etis identik dengan kepercayaan atau trust. Dalam lingkup mikro
terdapat rantai relasi dimana pemasok (supplier), perusahaan, konsumen,
karyawan saling berhubungan dalam kegiatan bisnis yang saling mempengaruhi.
Tiap mata rantai di dalam relasi harus selalu menjaga etika sehingga
kepercayaan yang mendasari hubungan bisnis dapat terjaga dengan baik.
2.4.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(CSR)
Penggunaan
istilah Tanggungjawab Sosial Perusahaan atau atau Corporate Social
Responsibility (CSR) akhir-akhir ini semakin populer dengan semakin
meningkatnya praktek tanggung jawab sosial perusahaan, dan diskusi-diskusi
global, regional dan nasional tentang CSR .
Istilah CSR yang mulai dikenal sejak tahun 1970-an, saat ini menjadi salah satu bentuk inovasi bagi hubungan perusahaan dengan masyarakat dan konsumen. CSR kini banyak diterapkan baik oleh perusahaan multi-nasional maupun perusahaan nasional atau lokal. CSR adalah tentang nilai dan standar yang berkaitan dengan beroperasinya sebuah perusahaan dalam suatu masyarakat. CSR diartikan sebagai komitmen usaha untuk beroperasi secara legal dan etis yang berkonstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas dalam kerangka mmewujudkan pembangunan berkelanjutan.
CSR berakar dari etika dan prinsip-prinsip yang berlaku di Perusahaan dan dimasyarakat. Etika yang dianut merupakan bagian dari budaya (corporate culture); dan etika yang dianut masyarakat merupakan bagian dari budaya masyarakata. Prisnsip-prinsip atau azas yang berlaku di masyarakat juga termasuk berbagai peraturan dan regulasi pemerintah sebagai bagian dari sistem ketatanegaraan.
Istilah CSR yang mulai dikenal sejak tahun 1970-an, saat ini menjadi salah satu bentuk inovasi bagi hubungan perusahaan dengan masyarakat dan konsumen. CSR kini banyak diterapkan baik oleh perusahaan multi-nasional maupun perusahaan nasional atau lokal. CSR adalah tentang nilai dan standar yang berkaitan dengan beroperasinya sebuah perusahaan dalam suatu masyarakat. CSR diartikan sebagai komitmen usaha untuk beroperasi secara legal dan etis yang berkonstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas dalam kerangka mmewujudkan pembangunan berkelanjutan.
CSR berakar dari etika dan prinsip-prinsip yang berlaku di Perusahaan dan dimasyarakat. Etika yang dianut merupakan bagian dari budaya (corporate culture); dan etika yang dianut masyarakat merupakan bagian dari budaya masyarakata. Prisnsip-prinsip atau azas yang berlaku di masyarakat juga termasuk berbagai peraturan dan regulasi pemerintah sebagai bagian dari sistem ketatanegaraan.
Menurut
Jones (2001) seseorang atau lembaga dapat dinilai membuat keputusan atau
bertindak etis bila:
v Keputusan atau tindakan dilakukan
berdasarkan nilai atau standar yang diterima dan berlaku pada lingkungan organisasi
yang bersangkutan.
v Bersedia mengkomunikasikan keputusan
tersebut kepada seluruh pihak yang terkait.
v Yakin orang lain akan setuju dengan
keputusan tersebut atau keputusan tersebut mungkin diterima dengan alasan etis.
Suatu
perusahaan seharusnya tidak hanya mengeruk keuntungan sebanyak mungkin, tetapi juga
mempunyai etika dalam bertindak menggunakan sumberdaya manusia dan lingkungan
guna turut mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Pengukuran kinerja yang semata
dicermati dari komponen keuangan dan keuntungan (finance) tidak akan mampu
membesarkan dan melestarikan , karena seringkali berhadapan dengan konflik
pekerja, konflik dengan masyarakat sekitar dan semakin jauh dari prinsip
pengelolaan lingkungan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
2.5.
Macam-Macam Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan
Menurut
zimmerer ada beberapa pertanggungjwaban perusahaan, yaitu:
1. Tanggung jawab terhadap lingkungan.
Perusahaan
harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus memperhatikan, melestarikan,
dan menjaga lingkungan, misalnya tidak membuang limbah yang mencemari lingkungan.
2. Tanggung jawab terhadap karyawan
Menurut
zimmerer Tanggung jawab terhadap karyawan dapat dilakukan dengan cara:
1. Menghormati dan mendengarkan
pendapat karyawan
2. Meminta Masukan kepada karyawan
3. Memberi kepercayaan kepada karyawan
4. Memberi imbalan kepada karyawan yang
bekerja dengan biak
5. Selalu menekankan kepercayaan kepada
karyawan
6. Tanggung jawab terhadap pelanggan.
Tanggung
jawab terhadap pelanggan ada dua kategori:
v Menyediakan barang dan jasa yang
berkualitas
v Memberikan harga barang dan jasa
yang adil dan wajar
3. Tanggung Jawab terhadap investor
Tanggung
Jawab terhadap investor adalah menyediakan pengembalian investasi yang menarik,
seperti memaksimumkan laba
4. Tanggung jawab terhadap Masyarakat
Perusahaan
harus ber Tanggung jawab terhadap Masyarakat sekitarnya, misalnya menyediakan
pekerjaan dan menciptakan kesehatan serta kontribusi terhadap mayararakat
sekitarnya
2.6.
Dinamika dalam Tanggung Jawab Social
Perusahaan (CSR)
Menurut
George Pohle dan Jeff Hittner dari IBM, terdapat tiga dinamika yang harus dipahami
oleh perusahaan dalam keterlibatannya dengan CSR:
1.
Information
– From Visibility to Transparency
Supaya
terjalin hubungan yang lebih baik dengan konsumen maupun stakeholder, maka
perusahaan harus mengadopsi teknologi maupun praktek bisnis yang memungkinkan
para stakeholder untuk memperoleh informasi kapanpun dan dimanapun mereka
berada, Misalnya, perusahaan perusahaan infrastruktur memungkinkan pelanggan
untuk berpindah sumber energi berdasarkan ketersediaan sumber yang paling ramah
lingkungan secara real time. Atau telepon seluler yang dapat men-scan bar code
produk supaya memunculkan informasi yang diinginkan pengguna, mulai dari
bahan-bahan hingga energi yang digunakan untuk membuatnya.
Jika
sebelumnya transparansi dan akuntabilitas memang jarang diimplementasikan di
masa lalu, namun kini menjadi sebuah tantangan bagi perusahaan yang terlibat
dengan banyak pihak. Ini bukan hanya masalah menyediakan informasi lebih
banyak, melainkan informasi yang bernar. Perusahaan yang memberikan informasi relevan
akan memenangkan kepercayaan dari konsumen, sehingga tercipta platform
pertumbuhan yang kuat.
2.
Impact
on Business – From Cost t Growth
Perusahaan
memandang CSR sebagai biaya izin untuk berbisnis di pasaran. Karena jika mereka
gagal memenuhi regulasi lokal maupun global, maka reputasi merek ataupun
perusahaan jadi taruhannya. Namun, kini perusahaan mulai memandang CSR sebagai
sarana dalam menemukan ide produk baru, diferensiasi, menekan biaya,
mempercepat entry pasar, dan menempatkan mereka dalam posisi yang lebih baik
dalam talent wars.
CEMEX
misalnya, menyediakan diskon bagi pelanggan dengan pendapatan rendah dan
membolehkan mereka untuk membayar material secara mingguan. Ini memungkinkan
pelanggan untuk mengakses material berkualitas tinggi dengan harga sekitar
2/3nya saja. Nyatanya, in i justru memperluas pasar dan mendorong penjualan
CEMEX. Segmen ini tumbuh 250% per tahunnya.
Perusahaan
juga memandang bahwa inisiatif CSR dapat mengurangi struktur biaya secara
keseluruhan ataupun meningkatkan produktivitas. Canadian pulp and paper,
misalnya, berhasil mengurangi emisinya sebanyak 70% dan energi sebanyak 21%
sejak 1990. Pada 2005 dan 2006, perusahaan berhasil menghemat sebanyak $4.4
juta untuk pengurangan konsumsi bahan bakar sebesar 2%.
3.
Relationships
– From Containment To Engagement
Salah satu
cara untuk memenuhi ekspektasi stakeholder adalah dengan menjalin hubungan
secara kontinu. Misalnya, sebuah bisnis global yang berusaha untuk memonitor
kondisi kerja dan standar lingkungan melalui supply chain di Asia Tenggara.
Kemudian pada saat yang sama, NGO juga berfokus pada meningkatkan HAM dan
memastikan bahwa bisnis mematuhi standar lingkungan masyarakat. Meskipun
perusahaan dan NGO kadang menjadi oposisi, namun sesungguhnya melalui
kolaborasi mereka sama-sama bisa mencapai tujuannya. Bisnis dapat memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki NGO untuk memonitor, mengedukasi, serta meningkatkan
operasi dari supplier. Sehingga perusahaan dapat menekan biaya yang seharusnya
terjadi. Sementara itu, NGO juga mengambil manfaat karena mereka memperoleh
akses serta memperoleh hasil lebih mudah.
Misalnya,
Marks & Spencer, setelah serangkaian skandal makanan di Inggris yang
membuat konsumen skeptis, mereka meluncurkan kampanye “Behind The Label” yang
memberikan edukasi kepada 16 juta pelanggan mengenai semua yang dilakukan
perusahaan berkaitan dengan isu lingkungan dan sosial. M&S juga bekerjasama
dengan NGO Oxfam untuk mengembangkan program dimana pelanggan bisa mendonasikan
pakaiannya ke toko amal Oxfam serta memperoleh diskon untuk membeli pakaian
baru di M&S. Mereka juga bekerjasama dengan para supplier untuk
meningkatkan transparansi, dimana daging yang digunakan bisa dilacak langsung
kepada sapi mana yang digunakan. Begitu pula dengan pakaian. Hasilnya, M&S
berhasil memperbarui mereknya lagi, dengan pendapatan menguat 10% dan laba naik
22% pada 2006 hingga 2007.
2.7.
Manfaat Etika Bisnis dan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan
Adapun manfaat perusahaan
berperilaku etis dan memiliki tanggung jawab sosial adalah:
1. Perusahaan yang etis dan memiliki
tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat dari steakholder
2. Perusahaan yang memiliki etika
bisnis yang baik dan memiliki tanggung jawab social akan mendapatkan
kepercayaan dari konsumen dan masyarakat sekitar.
3. Perusahaan yang memiliki tanggung
jawab social terhadap lingkungan akan membantu dalam pembangunan daerah sekitar
perusahaan
4. Menghindarkan dari konflik internal
dan lingkungan sekitar perusahaan
5. Tanggung jawab social Secara tidak langsung Membantu
dalam promosi perusahaan
6. Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan perusahaan sewaktu
berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja yang semakin
komplek
7. Suatau perusahaan akan terhindar
dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan reputasi
8. Banyak perusahaan yang menerapkan
perilaku etis dan tanggung jawab social dapat menambah uang dalam bisnis mereka
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Haruslah
diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan
perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena :
v Mampu mengurangi biaya akibat
dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan
eksternal.
v Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
v Melindungi prinsip kebebasan
berniaga
v Mampu meningkatkan keunggulan
bersaing.
Tidak bisa
dipungkiri, tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan
memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra
produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan
beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan
maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi
nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki
peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak
mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem
remunerasi atau jenjang karier.
Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya.
Perlu dipahami, karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan semaksimal mungkin harus mempertahankan karyawannya.
Untuk
memudahkan penerapan etika perusahaan dalam kegiatan sehari-hari maka
nilai-nilai yang terkandung dalam etika bisnis harus dituangkan kedalam
manajemen korporasi yakni dengan cara :
1. Menuangkan etika bisnis dalam suatu
kode etik (code of conduct)
2. Memperkuat sistem pengawasan
3. Menyelenggarakan pelatihan
(training) untuk karyawan secara terus menerus
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Etika
bisnis suatu kode etik perilalku pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan
norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam menjalankan kegiatan
perusahaaan atau berusaha. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis
adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Corporate Social Responsibility (CSR) atau dalam bahasa Indonesia
disebut dengan istilah Tanggung Jawab Social Perusahaan adalah suatu tindakan
atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan(sesuai kemampuan perusahaan
tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan
sekitar dimana perusahaan itu berada. CSR dapat dikatakan
sebagai kontribusi perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan
cara manajemen dampak (minimimalisasi dampak negatif dan maksimalisasi dampak
positif) terhadap seluruh pemangku kepentingannya
Adapun manfaat perusahaan
berperilaku etis dan memiliki tanggung jawab sosial adalah:
1. Perusahaan yang etis dan memiliki
tanggung jawab social mendapatkan rasa hormat dari steakholder
2. Perusahaan yang memiliki etika
bisnis yang baik dan memiliki tanggung jawab social akan mendapatkan
kepercayaan dari konsumen dan masyarakat sekitar.
3. Perusahaan yang memiliki tanggung
jawab social terhadap lingkungan akan membantu dalam pembangunan daerah sekitar
perusahaan
4. Menghindarkan dari konflik internal
dan lingkungan sekitar perusahaan
5. Tanggung jawab social Secara tidak langsung Membantu
dalam promosi perusahaan
6. Kerangka kerja yang kokoh memandu manager dan karyawan perusahaan sewaktu
berhadapan dengan rumitnya pekerjaan dan tantangan jaringan kerja yang semakin
komplek
7. Suatau perusahaan akan terhindar
dari seluruh pengaruh yang merusak berkaitan dengan reputasi
8. Banyak perusahaan yang menerapkan
perilaku etis dan tanggung jawab social dapat menambah uang dalam bisnis
mereka.
Selain
etika, yang tidak kalah penting adalah tanggung jawab perusahaan, yaitu kepada
lingkungan, karyawan, pelanggan, investor dan masyarakat sekitarnya, Sehingga
akan terbentuk suatu hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain
3.2.
SARAN
Dengan
ini penulis meminta kritik dan sarannya yang bisa membangun buat penulis sehingga penulis bisa
membuat tulisan yang lebih baik.
Penulis
juga minta maaf apabila ada penulisan yang
salah dan tidak dimengerti, karena penulis masih dalam tahap
pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment